LAMPUNGCORNER.COM, Bandarlampung — Kekurangan pasokan oksigen dirasakan pihak Rumah Sakit Urip Sumoharjo (RSUS) sejak akhir Juni lalu.
Hal ini membuat RSUS mengeluarkan kebijakan untuk memprioritaskan penggunaan oksigen bagi pasien Covid-19.
Wakil Direktur RSUS Saiful Haris mengatakan, kelangkaan oksigen mulai dirasakan dengan semakin sedikitnya suplai yang diterima. Padahal, pasien Covid-19 yang dirawat di ICU sangat membutuhkan oksigen.
Suplai kebutuhan oksigen di RSUS biasanya hanya 1,5 ton per hari. Namun sekarang meningkat 2 ton per hari.
Sementara, pasoka dari Pabrik Aneka Gas menurun. Dari per tiga hari sebanyak 4 ton, sekarang empat hari sekali. Itu pun hanya 3,5 ton.
“Jadi masalahnya dobel, pasien naik tapi pasokan oksigen turun,” ungkapnya saat dihubungi via telepon, Kamis (8/7/2021).
Saiful menerangkan, saat ini jumlah pasien Covid-19 di RSUS telah melebihi kapasitas yang disediakan, 165.
Berdasarkan data Kamis pagi, pasien Covid-19 mencapai 155 orang. Siang hari masuk kembali 16 pasien.
“Sebenarnya, tetap bisa ditampung. Tapi untuk dinaikan kapasitasnya, kita harus pastikan terlebih dulu pasokan oksigennya,” ujarnya.
Saat ini di ruang ICU ada enam pasien Covid-19 dengan menggunakan tekanan oksigen HSNC 50 liter per menit. Dibanding pasien di ruang biasa 5 sampai 10. Artinya 1 pasien ICU sama dengan 10 pasien biasa.
“Kalau tekanan oksigennya turun dapat membahayakan pasien. Jadi kita prioritaskan yang di ICU,” ungkapnya.
Karena kekurangan oksigen pula operasi bagi pasien dengan kategori tidak berat terpaksa ditunda.
“Tapi alhamdulillah kemarin ada tujuh pasien yang dioperasi. Hari ini terjadwal 4 pasien,” ujarnya.
Dia menceritakan sempat kejadian tabung oksigen sentral kosong sehingga dipakai tabung yang harus diganti tiap 1,5 jam.
“Ini sangat berisiko bagi nakes karena harus rajin memeriksa,” terusnya. (*)
Red