LAMPUNGCORNER.COM, Bandarlampung — DPRD Provinsi Lampung akan memanggil perwakilan Hutama Karya untuk membahas kenaikan tarif tol. Sebelumnya PT HK resmi memberlakukan kenaikan tarif tol Bakauheni- Terbanggi Besar (Bakter) hingga 60 persen dari tarif biasa.
Ketua DPRD Lampung Mingrum Gumay menegaskan akan meminta penjelasan dari pihak HK mengenai kenaikan tarif tol tersebut. Pasalnya sudah banyak warga yang menyampaikan keluhan karena kenaikan tarif tol yang sangat tinggi.
Hasil dari aspirasi warga banyak yang tidak setuju karena kenaikannya sangat signifikan, nanti kita akan panggil pihak perwakilan Hutama Karya dalam waktu dekat,” kata dia, Selasa (30/5/2023).
Menurutnya, kenaikan tarif tol atas dasar evaluasi memang diperbolehkan sepanjang sudah mempertimbangkan segala aspek. Namun HK selaku Badan Usaha Milik Negara juga harus melalukan survey kepuasaan pengguna jalan.
Sebelumnya, Mingrum telah membuat polling di media sosial Instagram, terkait kenaikan tarif tol ini. Hasilnya, 89 persen memilih tidak setuju kenaikan tol diberlakukan.
“Banyak sekali pengguna jalan yang mengeluh. Nah ini yang nanti perlu kita sampaikan kepada Hutama Karya agar ada solusi,” paparnya.
Terkait rencana pemanggilan oleh DPRD, Branch Manager Tol Bakter Hanung Hanindito saat dikonfirmasi menyarankan agar meminta tanggapan dari Corporate Communication HK.
“Terkait hal tersebut bisa berkontak dengan tom Corporate Communication (Corcomm) HK,” tulis Hanung Hanindito melalui pesan WA.
Sementara sejumlah pengguna jalan yang ditemui wartawan Rilis.id (Group lampungcorner.com) di Pintu Tol Lematang Lamung Selatan mengaku keberatan dengan tarif baru yang naik drastis.
“Ya kita yang bingung gimana caranya buat nutupin bayar tol, karena uang jalan dari perusahaan tetap sama tapi kita bayarnya lebih mahal. Kalau naiknya segitu ya kita mungkin nanti mending lewat jalan biasa saja,” ujar Parda, salah seorang sopir yang melintas.
Hal senada disampaikan sopir mobil box Ruli. Menurutnya kenaikan tarif tol membuat para sopir akan mengeluarkan biaya yang lebih besar.
“Ya pasti. Kita sopir yang bawa angkutan gini yang repot biayanya makin besar. Saya kan seringnya lewat Lematang-Kotabaru. Kalau naiknya sampai 60 persen ya mending lewat bypass ajalah. Biar agak macet tapi nggak bayar mahal,” ujar Ruli yang juga warga Kaliasin Tanjung Bintang. (*)
Red
