LampungCorner.com, PESAWARAN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pesawaran terus menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat, terutama kelompok rentan. Dua program strategis resmi digulirkan, yakni Sekolah Lansia melalui Gerakan Lanjut Usia Berdaya (SIDAYA) serta Gerakan Orang Tua Asuh Pencegahan Stunting (GENTING).
Bupati Pesawaran, Nanda Indira Bastian, menjelaskan bahwa SIDAYA hadir sebagai ruang pemberdayaan bagi para lansia melalui pertemuan terjadwal dengan kurikulum komprehensif. Program ini menyentuh berbagai aspek, mulai dari kesehatan fisik, psikologis, hingga peningkatan keterlibatan sosial.
“Kedua program ini dirancang sebagai langkah terpadu, untuk memberdayakan lansia sekaligus mencegah stunting sejak dalam keluarga,” ujar Nanda, Jumat (3/10/2025).
Ia menekankan, keberhasilan program tidak bisa berjalan sendiri, melainkan memerlukan sinergi multisektor. “Dengan kolaborasi lintas sektor, Pesawaran menargetkan penurunan angka stunting sekaligus peningkatan kualitas hidup lansia,” tambahnya.
Bupati juga berharap, SIDAYA dan GENTING dapat menjadi model integrasi kebijakan sosial dan kesehatan yang berdampak nyata di masyarakat. SIDAYA memastikan lansia tetap produktif, sedangkan GENTING fokus memperkuat generasi sejak 1000 hari pertama kehidupan. Jika keduanya berjalan optimal, kita akan mencetak masyarakat Pesawaran yang sehat dan produktif secara menyeluruh,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Lampung, Soetriningsih, menilai keberadaan Sekolah Lansia sangat penting, bukan hanya sebagai tempat belajar, tetapi juga sebagai wadah agar lansia tetap sehat, aktif, produktif, dan bermartabat.
Menurut data, Provinsi Lampung memiliki lebih dari satu juta penduduk lansia atau sekitar 11,35 persen dari total populasi. Jumlah ini terus meningkat sehingga pemerintah perlu menyiapkan sistem untuk menjawab tantangan kesehatan, rasa kesepian, hingga keterbatasan produktivitas.
“Melalui SIDAYA, lansia di Pesawaran tidak lagi dipandang hanya sebagai penerima layanan, melainkan ikut menjadi subjek pembangunan,” tegas Soetriningsih.
Di sisi lain, program GENTING fokus mendampingi keluarga berisiko stunting, khususnya ibu hamil, ibu menyusui, serta anak usia 0–23 bulan dari keluarga kurang mampu. Skema Orang Tua Asuh (OTA) menjadi pendekatan utama, di mana berbagai pihak terlibat dalam memberikan dukungan nutrisi, renovasi sanitasi, hingga bedah rumah.
Pada tahap awal, GENTING telah menyalurkan bantuan nutrisi selama enam bulan kepada 100 keluarga penerima manfaat, merenovasi jamban sehat untuk dua keluarga, serta melaksanakan bedah rumah bagi satu keluarga di Pesawaran.
“Masih banyak keluarga yang perlu didampingi. Karena itu, kami berharap GENTING dapat diperluas dengan dukungan para mitra strategis,” pungkas Soetriningsih. (*)
Editor: Furkon Ari
