LampungCorner.com, PESAWARAN – Suasana Senin pagi di Dusun Sukaraja VII, Desa Sukaraja, Kecamatan Gedongtataan, Kabupaten Pesawaran, Lampung, mendadak berubah mencekam. Sebuah rumah milik Joko dilalap si jago merah sekitar pukul 09.30 WIB, (21/7/2025).
Asap tebal membumbung tinggi ke udara dan terlihat hingga radius puluhan kilometer. Lokasi kebakaran hanya dipisahkan satu dinding dari bangunan SD Negeri 02 Gedongtataan yang saat itu sedang melangsungkan kegiatan belajar mengajar.
Kepanikan pun tak terelakkan. Para siswa, guru, dan warga sekitar berhamburan keluar untuk menyelamatkan diri. Pihak sekolah akhirnya mengambil keputusan cepat, memulangkan seluruh siswa demi keselamatan bersama.
Pj. Kepala Desa Sukaraja, Surawan, menjelaskan bahwa rumah tersebut tengah dikontrakkan kepada Tavif Pujiyanto, seorang pedagang bubur yang biasa berjualan di dekat Kantor BRI Gedongtataan. Saat kebakaran terjadi, Tavif tidak berada di rumah.
“Hanya anak Tavif yang sedang mandi di dalam rumah. Sementara pemilik rumah, Pak Joko, berada di Jakarta,” ungkap Surawan.
Menurutnya, kebakaran dipicu oleh korsleting listrik di ruang tamu yang kemudian memicu percikan api dan menjalar dengan cepat ke seluruh bagian rumah. Warga sekitar sempat berupaya memadamkan api, namun kobaran makin membesar.
Sekitar pukul 10.00 WIB, satu unit mobil pemadam kebakaran milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pesawaran tiba dan langsung berjibaku menjinakkan api. Butuh waktu hampir satu jam untuk benar-benar memadamkan kobaran.
Sementara itu, Tavif menceritakan detik-detik paniknya saat mendapat kabar rumah kontrakannya terbakar. “Saya langsung lari pulang. Di pikiran saya cuma anak saya, karena dia masih di dalam rumah,” tuturnya haru.
Ia mengaku sempat berpikir anaknya menjadi korban, mengingat rumah dalam kondisi terkunci dari dalam dan api sudah membesar.
“Syukur Alhamdulillah, Tuhan masih melindungi anak saya. Dia sedang berada di kamar mandi dan langsung dievakuasi warga,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun, seluruh perabot rumah, termasuk dokumen penting seperti ijazah, Kartu Keluarga, akta kelahiran, dan surat-surat lain ludes terbakar.
“Perkiraan kerugian sekitar Rp80 juta,” pungkas Tavif. (*)
Editor: Furkon Ari
