LAMPUNGCORNER.COM, Bandarlampung — Percepatan vaksinasi yang dikampanyekan pemerintah ternyata tidak diimbangi dengan kesediaan pasokan vaksin Covid-19. Sejumlah warga yang berniat mengikuti vaksinasi diminta pulang oleh petugas Puskesmas karena stok vaksin sudah habis.
Kondisi ini terjadi di Puskesmas Rawat Inap Kemiling sejak Senin (12/7/2021). Beberapa warga Bandarlampung pun terpaksa balik kanan karena puskesmas setempat tidak melayani vaksinasi suntikan pertama.
“Saya sengaja datang pagi-pagi agar kebagian vaksin, ternyata sampai di sini (Puskesmas Kemiling) vaksinnya tidak ada. Gimana sih, katanya disuruh sukseskan vaksinasi tapi vaksinnya tidak ada,” ujar Meriska (38), warga Kemiling.
Tak hanya di Kemiling, Puskesmas Rawat Inap Kedaton juga tidak melayani vaksinasi suntikan pertama. Alasannya, stok vaksin dosis satu tidak ada. Petugas pun menyarankan warga ke Poltekkes Tanjungkarang di Jalan Soekarno-Hatta Baypass, Rajabasa.
“Lucu banget sih, kita disuruh vaksin, tapi vaksinnya sendiri tidak ada. Petugas bilang hanya melayani (Vaksinasi) suntikan kedua, itu juga kuotanya cuma 20 orang per hari. Malah kami disuruh ke kantor kelurahan,” kata Franky (36), warga Labuhanratu.
Dikonfirmasi terkait hal itu, Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Bandarlampung Edwin Rusli mengakui bahwa stok vaksin sudah habis.
“Jadi vaksin untuk umum sampai saat ini belum ada,” ujarnya saat ditemui di kantornya, Selasa (13/7/2021).
Pada Sabtu (10/7/2021), lanjut Edwin, pihaknya menerima 4.000 dosis vaksin dari Dinas Kesehatan Lampung. Dari total itu, sebanyak 3.000 dosis vaksin untuk anak berusia 12-17 tahun.
“Tapi kita dapat kabar dari pihak sekolah, banyak warga yang menolak anaknya dilakukan vaksin,” tuturnya.
Edwin mengklaim ribuan stok vaksin tersebut telah didistribusikan ke 31 puskesmas di Bandarlampung, di mana satu puskesmas diberikan 30 dosis vaksin.
“Ada stok buat anak sekolah 300 dosis,” ucapnya.
Sebelumnya, Kadiskes Lampung Reihana mengatakan stok vaksin untuk Bandarlampung sudah didistribusikan dan masyarakat bisa vaksin di puskesmas setempat.
“Banyak kok untuk Bandarlampung, ada 4.000 dosis,” kata Reihana. (*)
Red