LAMPUNGCORNER.COM, Jakarta — Viral video seorang siswi sekolah dasar (SD) diduga mengalami penyiksaan oleh teman-teman sekolahnya di media sosial.
Sebelum disiksa teman sekolahnya, korban juga diduga diperkosa oleh pria berinisial Y (18), warga Jalan Teluk Bayur Arjosari, Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur. Korban adalah siswi kelas VI salah satu SD di kawasan Blimbing.
Dalam video yang beredar di media sosial, korban mengalami penyiksaan secara bertubi-tubi. Teman sekolahnya secara bergantian memukul dan menendang siswi kelas SD tersebut.
Kuasa hukum korban dari Ikadin Malang Raya, Do Merda Al Romdoni, menuturkan peristiwa itu terjadi di kawasan Perumahan Puri Palma Araya, pada Kamis (18/11/2021) lalu.
Do Merda menjelaskan awalnya korban bermain ke rumah seorang rekannya berinisial D, yang juga diduga ikut melakukan penyiksaan.
Namun, ia mengaku belum mengetahui dari mana dan siapa yang memberikan nomor handphone (HP) korban kepada Y.
Sewaktu berada di rumah D, kata Merda, korban kemudian menerima percakapan singkat via WhatsApp dari Y.
“Chating itu bertujuan mengajak jalan-jalan korban, setelah berkeliling di kawasan Blimbing. Y kemudian membawa korban ke rumahnya. Di sanalah korban diperkosa dengan diancam pisau dan tangannya diikat pakai kain serta mulutnya disumpal pakai kain,” ujarnya, Senin (22/11/2021).
Tak lama berselang, istri Y datang dengan membawa delapan orang yang terdiri dari lima perempuan dan lima pria.
“Korban dicaci maki atau diumpat dengan berbagai tuduhan. Selepas itu, korban pun dibawa pergi oleh delapan orang tersebut ke kawasan perumahan Araya yakni di dekat Puri Palma. Di mana kawasan itu terkenal sepi,” paparnya.
Akibatnya, korban mengalami luka memar di bagian tubuhnya. Di antaranya perut, leher, kepala, dan wajah.
Teman korban yang satu panti asuhan di PA Assidqqi Asy-Syuhada Blimbing Kota Malang mengetahui hal itu langsung melaporkan kepada ibu korban di Sidoarjo.
Didampingi Ikadin Malang Raya, ibu korban langsung melaporkan kejadian itu ke Polresta Malang Kota pada Jumat (19/11/2021).
Terpisah, pihak Panti Asuhan Assidqqii Asy-Syuhada melalui humasnya M. Muniri membenarkan bahwa korban adalah salah satu santrinya.
“Kami sudah mengetahui dan mendengarkan kasus tersebut, sewaktu dijemput oleh orang tuanya. Dia adalah anak baik-baik saat ini berada di kelas 6 SD,” ucap Muniri. (*)
Red
