LAMPUNGCORNER.COM – Program Tanam Padi Perkebunan Nusantara (TAMPAN), yang diinisiasi oleh Sub Holding Perkebunan PTPN III (Persero) dan PTPN IV PalmCo di Bumi Lancang Kuning, Provinsi Riau, menunjukkan perkembangan yang memuaskan sejak diluncurkan pada akhir tahun lalu.
Bekerjasama dengan Riset Perkebunan Nusantara, Institut Pertanian Bogor, serta mendapatkan dukungan penuh dari Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Kementerian Pertanian, dan Kementerian BUMN, proyek ini berhasil menumbuhkan hamparan padi di tengah tanaman sawit muda.
Padi yang ditanam menggunakan sistem intercropping diproyeksikan akan segera dipanen dengan hasil yang menggembirakan.
Direktur Utama PTPN IV PalmCo, Jatmiko Santosa, mengatakan bahwa tim pengembangan budidaya padi Gogo di sela-sela tanaman sawit muda terus memonitor dan mengevaluasi perkembangan tanaman secara berkala.
Hasilnya, tanaman padi Gogo yang biasa tumbuh di lahan kering itu kini tumbuh subur dan diprediksi akan menghasilkan gabah secara optimal.
“Alhamdulillah, teman-teman di lapangan terus memantau perkembangan tanaman padi Gogo di sela-sela sawit muda masyarakat di Kabupaten Siak. Hasilnya sangat baik dan sesuai dengan proyeksi kita. Insya Allah, dalam waktu dekat akan segera panen,” ujar Jatmiko dengan semangat.
Pelaksanaan Kick Off Program TAMPAN yang juga bagian dari kontribusi perusahaan untuk mendukung Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto, dimulai di lahan petani peserta program peremajaan sawit rakyat (PSR) PTPN IV PalmCo pada akhir November 2024.
Sebanyak 60 hektare sawit milik petani yang tergabung dalam Koperasi Produsen Karya Maju, berhasil dimanfaatkan 20 hektare dari areal sela untuk tanam padi dengan skema intercropping.
Jatmiko menjelaskan bahwa berdasarkan pertumbuhan padi yang sangat baik, diproyeksikan sekitar 50 ton gabah kering akan dipanen pada bulan April mendatang.
Dengan demikian, petani sawit akan memperoleh tambahan pendapatan hingga Rp250 juta untuk satu siklus panen, atau setengah miliar rupiah dalam setahun, sebelum tandan buah segar sawit mereka mulai dipanen.
“Insya Allah, rekan-rekan petani akan memperoleh penghasilan tambahan hingga Rp8 juta per kepala keluarga untuk satu kali siklus panen,” imbuhnya.
Program ini juga memberikan dampak positif bagi petani sawit, karena mereka dilibatkan dalam upaya penguatan ketahanan pangan nasional. Berdasarkan data Kementerian Pertanian, total perkebunan sawit rakyat di Indonesia mencapai 6,94 juta hektare, dengan 40 persen di antaranya sudah memasuki fase tanaman tua yang membutuhkan peremajaan segera.
“Dari 2,8 juta hektare sawit yang memasuki usia tua, ada potensi PSR nasional seluas 400 ribu hektare per tahun. PTPN diharapkan dapat berkontribusi sebesar 40 ribu hektare per tahun, yang berarti terdapat potensi program intercropping seluas 206 ribu hektare dalam lima tahun mendatang,” jelas Jatmiko.
Jika target luasan areal TAMPAN dapat tercapai, ia memperkirakan petani PSR yang menerapkan intercropping padi di areal sawit berpotensi memproduksi setidaknya setengah juta ton gabah atau sekitar 258.491 ton padi untuk masyarakat Indonesia dalam lima tahun ke depan.
Senada dengan itu, Direktur Hubungan Kelembagaan PTPN IV PalmCo, Irwan Perangin-Angin, menyatakan bahwa program TAMPAN memberikan pendapatan produktif kepada petani.
“Pada masa Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) 1 dan 2, lahan PSR yang sebelumnya tidak produktif, kini bisa dimanfaatkan untuk menanam padi Gogo selama dua tahun pertama. Ini menjadi peluang besar untuk mendukung swasembada pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani,” ungkap Irwan.
Ia menambahkan, PTPN IV PalmCo berkomitmen untuk terus tumbuh bersama petani, dengan berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah, BPDPKS, dan ekosistem MAKMUR BUMN.
Kolaborasi ini diharapkan dapat membantu petani dalam mendapatkan dukungan yang dibutuhkan untuk memperkuat sektor perkebunan sawit nasional.
Irwan juga mengimbau kepada petani yang menghadapi dilema ketika sawit mereka memasuki usia tua untuk bergabung dalam program peremajaan sawit rakyat (PSR) dan penguatan ketahanan pangan.
“Kemitraan ini bertujuan untuk membantu petani terus berkembang. Kami siap mendampingi, dengan memberikan bantuan benih dan pestisida dari Kementerian Pertanian yang dapat mempercepat proses produksi dan meningkatkan hasil panen,” jelasnya.
Salah satu petani plasma PTPN IV PalmCo, Heri Suyono, yang memiliki areal PSR seluas 2 hektare, merasakan manfaat langsung dari kemitraan ini. Ia mengungkapkan bahwa program TAMPAN sangat membantu, terutama dalam masa transisi peremajaan sawit.
“Dalam masa peremajaan sawit, kami membutuhkan pendapatan tambahan. Program TAMPAN memungkinkan lahan yang sebelumnya tidak produktif menjadi sumber penghasilan dengan menanam padi Gogo. Saya sangat bersyukur karena hasil panen padi ini akan membantu memenuhi kebutuhan keluarga,” ujar Heri.(Rls)
