LAMPUNGCORNER.COM, Pesawaran – Diskusi online bersama Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona pada Jumat (18/6/2021) berlangsung hangat.
Hujan pertanyaan datang dari guru dan kepala sekolah (kepsek) dari berbagai jenjang pendidikan mulai PAUD/TK, SD, hingga SMP.
Tema diskusi ’Adaptasi Pendidikan di Era New Normal’, agaknya, memancing rasa kritis 180 peserta diskusi via zoom meeting ini.
Pertanyaan berkisar soal vaksinasi untuk tenaga pendidik dan kependidikan, kesiapan KBM tatap muka, sampai kesulitan kuota saat KBM daring.
Menurut Dendi, sesuai SKB empat menteri KBM tatap muka rencananya dimulai serentak pada 1 Juli 2021.
Untuk mendukung kebijakan ini, Dendi menguji coba KBM tatap muka sejak 5 April 2021 untuk 198 pendidikan dasar dan madrasah.
”Tanggal 3 Mei 2021 setelah evaluasi, hanya 110 satuan pendidikan yang layak menerapkan KBM tatap muka,” ujar Dendi.
Dia menerangkan per 15 Juni 2021 terdapat 3.432 tenaga pendidik dan kependidikan yang sudah mendapatkan vaksin tahap pertama. Sementara, 1.274 telah menerima vaksin tahap kedua.
”KBM tatap muka sejalan dengan program vaksinasi tenaga pendidik dan kependidikan. Harapannya, sebelum 1 Juli seluruhnya sudah divaksin,” ungkap Dendi.
Berdasarkan data Dinas Pendidikan Pesawaran, Dendi optimistis KBM tatap muka dapat berjalan baik untuk pendidikan dasar dan madrasah.
Jika angka optimistis ini diprosentasekan mencapai 80 persen lebih dengan melihat berbagai indikator seperti keberadaan gugus tugas di sekolah, protokol kesehatan (prokses), kerja sama orang tua, dan kesiapan pihak puskesmas membantu pendidikan.
Dendi mengingatkan keberhasilan adaptasi pendidikan di era new normal ini bukan hanya tanggungjawab pemerintah dan sekolah. Namun, orang tua juga ikut berperan memberikan pemahaman kepada anak-anaknya tentang pentingnya menerapkan prokes.
”Karena, KBM tatap muka ini berpotensi menjadi klaster baru apabila prokes tidak diperhatikan dengan seksama,” tegasnya.
Sementara, pemerhati pendidikan, Hendra Putra, mengatakan terdapat tiga hal yang harus dipersiapkan ketika melakukan KBM tatap muka. Pertama, proses awal KBM, yakni menyiapkan berbagai kebutuhan sebelum memulai KBM tatap muka. Petugas yang menjadi gugus tugas kesehatan pun harus standby di sekolah.
“Misalnya guru olahraga dan biologi, mengontrol kesehatan, jika tidak sehat siswa diperbolehkan pulang. Ada tempat cuci tangan dan memastikan peserta didik memakai masker,” ujar ujar Hendra.
Kedua, mengurangi kapasitas isi ruangan belajar sebesar 50 persen yang teknisnya diserahkan ke sekolah masing-masing.
Ketiga, usai KBM tatap muka pihak sekolah membersihkan ruang kelas, sehingga kembali steril ketika akan digunakan.
“Selain itu wali murid menyediakan bekal atau jajanan karena kantin sekolah selama pandemi tidak diperkenankan buka,” terang dia. (*)
Red
