Senang sekaligus sedih. Begitulah yang dirasakan siswi SMA Negeri (SMAN) 3 Bandarlampung, Olivina Maskan.
Ia menerima undangan untuk kuliah di University of Toronto (UofT), Ontario, Kanada.
Namun karena keterbatasan biaya, ia terpaksa menunda keinginannya melanjutkan pendidikan di universitas tersebut.
Ayah Olivina Maskan, Ronal Rian, mengatakan pendidikan ke luar negeri membutuhkan biaya tidak sedikit.
Ia memperkirakan butuh uang sekitar Rp850 juta per tahun atau hingga lulus Rp2,6 miliar.
Ronal mengaku, Oliv –sapaan akrab anaknya, mendapatkan jalur undangan dari UofT. Sehingga bersifat prinsipal (biaya mandiri) atau bukan beasiswa penuh (full funding).
Pihak universitas memang menyediakan beasiswa bagi siswa berprestasi. Tapi besarannya hanya Rp30-80 juta per tahun.
Sebab itu, ia bersama anaknya akan berusaha mencari donasi dan beasiswa dari berbagai pihak di dalam maupun luar Lampung.
“Kita mencari donasi seperti ke dinas-dinas dan kepala daerah di dalam dan luar Lampung. Sudah di-list untuk pengajuan proposal,” ungkap Ronal, Senin (12/4/2021).
Selain itu, Olivin juga sudah membuka akun melalui aplikasi “Sosial Bas” untuk menggalang donasi dan mencari informasi dari berbagai temannya yang terlebih dahulu melanjutkan S1 di luar negeri.
Saat ini, Ronal telah membayar uang pendaftaran sekitar Rp12 juta di University of Toronto.
“Alhamdulillah kita sudah bayar. Sebenarnya Februari kemarin undangannya,” ucap dia.
Menurut Ronal, anaknya tersebut menerima dua undangan yakni dari UofT dan University Of Oregon.
Namun gadis ini lebih tertarik UofT karena membidik jurusan Communication, Culture, Information, and Technology (CCIT).
“Ini jurusan yang masih langka, belum banyak yang mengambilnya,” pungkas dia. (*)
redaksi