Home / LAMPUNG TENGAH

Rabu, 16 Juni 2021 - 09:47 WIB

Angkon Muwakhi Rosim Nyerupa dan Briptu Muchlisi Jadi Contoh Millenial Lampung

Prosesi Angken Muwakhi di Lampung Tengah. Foto: Istimewa

Prosesi Angken Muwakhi di Lampung Tengah. Foto: Istimewa

LAMPUNGCORNER.COM, Lampung TengahAdat Muwakhi sebagai salah satu cara orang Lampung mengangkat saudara. Hal tersebut disampaikan oleh mantan aktivis mahasiswa, Rosim Nyerupa, dalam acara Angken Muwakhei dirinya bersama Briptu Muchlisi yang merupakan ajudan Kapolresta Bandar Lampung, Jumat lalu di Komering Putih Lampung Tengah.

Briptu Muchlisi merupakan putera kandung dari Suttan Buay Nyerupa, Penyimbang Adat Marga Buay Nyerupa. Buay Nyerupa merupakan salah satu kebudayaan yang ada didalam Konfederasi Adat Pepadun Abung Siwo Migo yang mencakup Kampung Komering Putih, Kampung Komering Agung dan Kampung Fajar Bulan, Kecamatan Gunungsugih, Lampung Tengah.

Berdasarkan hasil musyawarah keluarga besar dan Penyimbang Adat setempat, Rosim Nyerupa dianugerahi gelar Rajo Pengiran.

Didalam adat setempat, Rosim Nyerupa berasal dari Bilik Bujung sedangkan Bripda Muchlisi dari berasal dari Bilik Ghabow. Bilik Ghabow dan Bilik Bujung merupakan dua dari kelima bilik yang terdapat dikesatuan adat Buay Nyerupa Abung Siwo Migo.

Prosesi adat Angken Muwakhei disaksikan oleh Penyimbang Adat setempat. Muwakhi ini menyerahkan daw (uang adat) sebesar 240.000 sebagai salah satu aturan adat yang berlaku

Adat Muwakhi dilangsungkan disebabkan oleh hubungan baik dalam pertemanan mereka sejak dikecil. Sebagai salah contoh, saat bangku SMA, setelah Rosim Nyerupa menjabat sebagai Ketua OSIS posisinya digantikan oleh Muchlisi sebagai Ketua OSIS, hasil pemilihan umum siswa SMAN 1 Gunungsugih beberapa tahun silam.

Selain itu, kerekatan persaudaraan yang dibangun terlebih dalam berbagai kegiatan kepemudaan, baik aktif diberbagai organisasi seperti Himpunan Mahasiswa Islam, KNPI dan berbagai organisasi kepemudaan lainnya.

Angken Muwakhi yang dibangun oleh keduanya, menjadi salah satu contoh pemuda dan millenial di Lampung. Bahwa dengan bersatunya pemuda akan menjadi kekuatan baik bagi keluarga dan masyarakat. Terpenting dari itu semua adalah bagaimana membina hubungan baik sehingga tidak ada lagi perpecahan atau konflik, serta mencegah perpecahan diantara masyarakat.

“Senang bisa menjalin silaturahmi apalagi diikat melalui kearifan lokal baik sesama saudara satu suku maupun berbeda suku. Karena pada hakikatnya sesama muslim adalah saudara. Perbedaan tidak menjadi alasan untuk merajut persaudaraan yang kental,” ungkap Rosim Nyerupa.

Tradisi Akken Muwaghei/Angkon Muwakhi, adalah komitmen persaudaraan bagi yang melaksakannya. Komitmen persaudaraan yang yang dipupuk dengan nilai seandanan (saling merawat), sebalakkan (saling membesarkan), setinukan (saling memperhatikan), dan lain-lain.

Prosesi adat Angken Muwakhei dipandu oleh tokoh adat setempat. Keduanya melaksanakan sumpah, dan Angken Muwakhei ini berlaku untuk satu generasi atau satu keturunan diantara keduanya. (*)

Red

Share :

386 views

Baca Juga

LAMPUNG TENGAH

Progres Bendungan Margatiga Capai 97 Persen, Pembebasan Lahan Baru 65 Persen

LAMPUNG TENGAH

Baliho Ketum PKB Bertebaran di Arena Muktamar NU

LAMPUNG TENGAH

Dua Pencuri Tujuh Ekor Murai Batu Senilai Rp15 Juta Dibekuk

LAMPUNG TENGAH

Terobosan Baru, Bayar Pajak Kendaraan Kini Cukup Lewat E-Samdes dan L-Smart Bank Lampung

LAMPUNG TENGAH

Terlilit Utang, Buat Laporan Seolah-olah Dirampok, Kini Dipenjara

BANDAR LAMPUNG

Direktur Bisnis LJU Aliza Gunado Mengundurkan Diri karena Ingin Fokus Kasus Mustafa

LAMPUNG TENGAH

PTPN VII Unit Bekri Bantu Air Bersih untuk Warga

LAMPUNG TENGAH

Mulai Sadar, Timses di Lamteng Ada yang Tertibkan Sendiri APS Melanggar