Jelang pelaksanaan pemungutan suara, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Bandarlampung terus meningkatkan pengawasannya.
Ketua Bawaslu Bandarlampung Candra Wansah mengatakan, Bawaslu bersama panitia pengawas pemilu kecamatan (panwaslucam) selalu berada di lapangan untuk mencegah praktik politik uang terjadi di pemilihan wali kota (Pilwakot) Bandarlampung.
Bahkan, kata dia, Bawaslu bersama Panwaslucam berpatroli 1 x 24 jam di kota untuk mencegah politik uang. Termasuk mencegah jika ada aparatur pemerintah yang memobilisasi massa untuk memilih salah satu paslon.
”Saya sudah perintahkan kepada seluruh Panwaslu patroli 24 jam di wilayahnya masing-masing untuk mencegah politik uang terjadi,” ujarnya kepada Rilislampung.id (grup Lampungcorner.com) melalui sambungan telepon, Minggu (6/12/2020) malam.
Menurutnya, politik uang masih menjadi momok dalam pelaksanaan pilkada. Terlebih jelang hari pencoblosan. Karenanya, diperlukan pengawasan lebih melekat dengan turun ke lapangan untuk memantau situasi. Termasuk juga, kata dia, memantau prilaku aparatur pemerintah yang notabene adalah ASN.
”Siapa tahu ada Pak Camat mengumpulkan orang untuk mengarahkan memilih paslon tertentu. Jadi, bukan politik uang saja yang kami pantau, prilaku ASN juga,” tegasnya.
Kendati begitu, Candra mengaku hingga Minggu (6/12/2020) malam, pihaknya belum menemukan indikasi politik uang terjadi. Pun adanya mobilisasi massa oleh ASN.
”Tapi kita nggak tahu kalau malam ini atau besok malam. Makanya kami patroli 1 x 24 jam,” ucapnya.
Candra berharap, dengan patroli 1 x 24 jam, bisa mencegah politik uang terjadi di masyarakat. Setidaknya, imbuh dia, membuat pelaku politik uang tidak berani bereaksi lantaran keberadaan pengawas di lapangan.
”Nah, kalau memang ditemukan dan bisa dibuktikan, saya sudah minta langsung diproses. Pastinya, kami sekuat tenaga berusaha menjaga pilkada ini sesuai dengan koridor dan norma hukum yang berlaku,” pungkasnya.(rls)