LAMPUNGCORNER.COM – Hujan deras yang mengguyur Kota Bandar Lampung sejak Jumat malam (21/2/2025) pukul 20.00 WIB menyebabkan banjir di sejumlah titik hingga Sabtu siang (22/2/2025). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi
Lampung mencatat sebanyak 23 titik banjir masih terendam air, sementara ribuan rumah terdampak.
Berdasarkan data kepolisian, sebanyak 1.524 rumah di sembilan kecamatan mengalami dampak banjir.
Wilayah yang terdampak paling parah meliputi Perumahan Tanjung Raya Permai dan Arinda di Kecamatan Tanjung Senang, serta Sepang Jaya dan Persada Kalibalau Kencana di Kecamatan Kedamaian. Banyak warga harus mengungsi karena air belum surut dan menggenangi permukiman mereka.
Menanggapi situasi ini, seluruh anggota DPRD Fraksi Gerindra Kota Bandar Lampung langsung turun ke daerah pemilihannya masing-masing untuk meninjau kondisi banjir. Mereka juga mendistribusikan bantuan kepada warga terdampak sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat yang mengalami kesulitan akibat bencana ini.
Asroni Paslah, anggota DPRD dari Dapil 3 (Kecamatan Rajabasa, Kemiling, dan Langkapura), fokus meninjau kondisi di Kecamatan Rajabasa yang menjadi salah satu daerah terdampak paling parah. Saat meninjau langsung lokasi banjir, ia menemukan bahwa air di Kelurahan Rajabasa Jaya masih tinggi.
“Tadi saya melihat langsung ke lokasi, dan airnya masih tinggi. Banyak rumah warga yang terendam. Ini menunjukkan perlunya tindakan nyata dalam penanganan banjir, terutama dalam perbaikan sistem drainase dan pelebaran kali,” ujar Asroni pada Sabtu (22/2/2025).
Sebagai Ketua Fraksi Gerindra Kota Bandar Lampung, Asroni menekankan pentingnya pembangunan infrastruktur yang lebih baik agar bencana serupa tidak terus berulang. Ia berharap ada skala prioritas dalam perencanaan pembangunan kota, khususnya dalam mengatasi persoalan banjir yang menjadi masalah tahunan.
Di lokasi lain, Reri Pambudi, anggota DPRD dari Dapil 6 (Kecamatan Panjang, Kedamaian, dan Bumi Waras), meninjau Persada Kalibalau Kencana di Kecamatan Kedamaian. Ia menemukan bahwa salah satu penyebab utama banjir di daerah tersebut adalah saluran kali yang tersumbat akibat talut yang lebih tinggi dibandingkan jembatan.
