LAMPUNGCORNER.COM, Lampung Selatan – “(Kasus) Pembegalan banyak banget tapi gak ada yang kena (tangkap). Bisa ada tiga sampai empat kali lapor semua yang kebegalan, orang jauh-jauh malahan,” kisah Adi, salah satu warga Kecamatan Candipuro, Lampung Selatan (Lamsel) kepada rilislampung.id (group lampungcorner.com), Kamis (20/5/2021).
Adi juga juga mengatakan, di Candipuro angka kejahatan sangat tinggi. Bahkan, katanya, dalam sehari pernah ada empat kali sekaligus kasus pembegalan yang terjadi di Kecamatan tersebut.
“Masyarakatnya laporan terus, (tapi) kurang direspon sama polisi. Mungkin itu yang buat warga emosi,” terusnya.
Adi mengaku ada di lokasi Mapolsek Candipuro yang dibakar massa saat itu. Lokasinya berada di Desa Titian Wangi.
“Sekitar jam 10 (malam) mulai warga terus berdatangan. Wah, ribuan orang ke atas sana penuh sampe perapatan, disini udah gak ketampung,” ungkapnya sambil menunjukkan sebuah lokasi.
Salah satu warga lain yang enggak disebutkan namanya, bahkan mengaku pernah mendengar ada 29 kejadian pembegalan dan pencurian di kecamatan tersebut, selama sepekan.
Sementara, Kabid Humas Polda Lampung Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad mengakui jika personel di Polsek Candipuro, kurang memadai untuk menjangkau 14 desa di Kecamatan Candipuro, dengan penduduk sebanyak lebih dari 56.000 orang.
Meski begitu menurut Pandra, berdasarkan data dari reserse kriminal Polres Lampung, ada tujuh laporan kasus pembegalan diwilayah tersebut, yang telah diselesaikan oleh pihak kepolisian setempat. Pengungkapan itu menurut Pandra dilakukan sebelum peristiwa pembakaran mapolsek.
“Ini kan kinerja di tengah keterbatasan kita. Kami baru menyelesaikan Ops Ketupat Krakatau 2021. Setelah itu kami juga melanjutkan kegiatan rutin yang ditingkatkan untuk pengetatan arus balik. Pengetatan arus balik ini juga menyedot perhatian personil polres Lamsel termasuk Polsek Candipuro,” ungkap Pandra usai meninjau lokasi. (*)
Red