Probolinggo – Setiap perempuan punya kekuatan untuk mengatasi setiap hambatan dan tantangan yang ada. Bahkan dalam setiap pilihan yang dibuat, perempuan bisa menjadi sosok yang istimewa. Perempuan memiliki hak menyuarakan keberaniannya memperjuangkan sesuatu yang lebih baik untuk dirinya,
kini kisah Seorang Pembantu di Kota Probolinggo, Pariyem (44) tengah menjadi pemberitaan hangat di publik. Setelah nekat melompat dari lantai 2 rumah majikan karena kelaparan, ia juga mengungkap kisah pilunya.
Pariyem menjadi pembantu di rumah yang ditempati Menuk (56) dan Usman (60). Rumah mewah ini berada di Jalan Ir Juanda, Kelurahan Tisnonegaran, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo.
Ia sudah 3 kali kepergok warga lompat dari rumah majikannya. Yang terakhir pada Selasa (16/2). Aksi nekat itu sering ia lakukan karena merasa kelaparan di rumah tersebut.
“Sering mencari makan dan dimasak lagi untuk dimakan bersama anaknya, karena lapar dan jarang memasak di tempat kerjanya. Terpaksa cari sisa makanan di depan Pizza Hut Delivery, di Jalan Soekarno Hatta, Kota Probolinggo,” ujar Pariyem, Kamis (18/2/2021).
Pariyem bekerja di rumah itu sejak 2014 akhir. Ia mengaku sering mendapatkan perlakuan tidak baik dari majikan perempuannya, Menuk. Menurutnya, kalau Usman dan anak-anaknya baik dan sering membawakan makanan.
“Kerja di sana sudah 5 tahun 2 bulan, digaji Rp 300 ribu per bulan. Dan sering marah majikan kalau ada pekerjaan yang tidak cocok dengan kemauan majikan perempuan. Hanya majikan perempuan saja yang kurang baik ke saya, kalau anak dan suaminya baik,” jelas Pariyem.
Menurutnya, keluarga majikan jarang memasak dan lebih sering membeli makanan siap saji. Kemudian kalau majikan keluar kota, pintu kerap dikunci. Sehingga Pariyem kesulitan untuk keluar dari rumah itu. Lalu saat rasa lapar melanda, ia nekat melompat dari lantai 2 rumah mewah itu.
“Dan jalan menuju ruko Pizza Hut sekitar 100 meter dari tempat kerja, dan mencari makanan sisa yang masih layak di makan. Mayoritas roti dan pizza yang sering diambil dan dimasak lagi untuk dimakan bersama anaknya,” kata Pariyem.
Sebelumnya, Ketua RT 04 RW 01, Titik W mengaku tidak terima dengan upaya damai yang dilakukan pihak majikan. Ia merasa kasihan kepada Pariyem dan anaknya, yang diduga telah menjadi korban penganiayaan dan penyekapan. Bahkan pihaknya mengajak Pariyem melapor ke polisi. Kasus ini, masih dalam penanganan di Unit PPA (Perlindungan Perempuan Dan Anak) Satreskrim Polres Probolinggo Kota. (*)
Sumber[ Detik.com ]