Home / PEMERINTAHAN

Jumat, 12 Juni 2020 - 09:04 WIB

Pringsewu Mencapai Sanitasi Aman, Mampukah?

Pemkab Pringsewu menggelar webinar bersama Yayasan Konservasi Way Seputih. FOTO: Humas Pemkab Pringsewu

Pemkab Pringsewu menggelar webinar bersama Yayasan Konservasi Way Seputih. FOTO: Humas Pemkab Pringsewu

Pringsewu – Yayasan Konservasi Way Seputih melalui program V4CP SNV menggelar webinar bertajuk Pengelolaan Sanitasi Aman di Kabupaten Pringsewu, Kamis (10/6/2020).

Narasumbernya, Bupati Pringsewu Sujadi, WASH Advisor SNV Indonesia Bambang Pujiatmoko, serta Plt Kadis PUPR Pringsewu Imam Santiko Raharjo.

Kegiatan ini dipandu oleh Direktur Eksekutif Yayasan Konservasi Way Seputih, Febrilia Ekawati.

Sujadi didampingi Asisten Perekonomian dan Pembangunan Johndrawadi, Staf Ahli Bupati Pringsewu Bidang Kemasyarakatan dan SDM Malian Ayub, dan Kepala Bappeda Pringsewu A Fadholi.

Menurut Sujadri, pandemi Covid-19  telah membuat dirinya menjadi lebih bersemangat lagi dalam menangani sanitasi total berbasis masyarakat (STBM).

”Agar prosentase yang ada tidak turun, pada 2021 nanti pengembangan STBM menjadi fokus,” paparnya.

Sujadi menjelaskan, instrumen dan infrastruktur penegakan Perda tentang STBM wajib untuk dilaksanakan. Sehingga kesungguhan seluruh OPD juga menjadi kata kunci dalam pengelolaan STBM.

Di samping itu, kerjasama antar masyarakat dan lembaga harus diteruskan dan dikembangkan. Juga koordinasi antara Dinas PUPR Pringsewu, Dinas PUPR Lampung, dan Kementerian PUPR harus terus ditingkatkan.

“ODF ini adalah gerakan yang muncul dari masyarakat yang timbul kesadarannya. Menurut saya, ODF ini adalah ibadah dan wajib untuk dilaksanakan,” tandasnya.

Sementara itu, Bambang Pujiatmoko menerangkan Pringsewu telah menjadi model ODF bagi daerah lainnya. Namun demikian, mempertahankan ODF lebih sulit daripada mencapainya.

Terkait sanitasi aman, lanjut Bambang, timbul sebuah pertanyaan: mampukah Pringsewu mencapai sanitasi aman?

Kaitan ini, menurut dia, semboyan Kabupaten Pringsewu yakni ‘Jejama Secancanan’ yang mempunyai makna ‘Bersama-sama, bersatu-padu, bergandengan tangan dan bergotong-royong dalam membangun Pringsewu’ adalah kuncinya.

Selain itu, Pringsewu juga telah mempunyai modal dasar. Pertama, masyarakat yang telah tersentuh hatinya.

Kedua, kolaborasi, sinkronisasi, koordinasi, dan sinergitas antar-OPD, kecamatan, pekon, serta lembaga pengelola sanitasi aman.

Ketiga, regulasi, dimana Pringsewu memiliki Perda STBM berkelanjutan, Perda Pengelolaan limbah domestik, dan Peraturan Bupati.

“Pringsewu mungkin satu-satunya daerah yang memiliki Perda STBM Berkelanjutan. Dan, keempat yakni pendanaan,” jelasnya. (*)

Share :

323 views

Baca Juga

BANDAR LAMPUNG

Wisata UMKM Dibuka, 400 Pedagang Padati Jl Gatot Subroto

PEMERINTAHAN

Upayakan Peningkatan Penerimaan Negara, Gubernur Arinal Pimpin Pemusnahan Rokok dan Minuman Keras Ilegal

BANDAR LAMPUNG

Diduga Terjerat Korupsi, Mantan Kepala DLH Sahriwansah Mengundurkan Diri dari Kadissos

BANDAR LAMPUNG

Tak Dapat Tempat, Pedagang Pasar Smep Curhat ke Eva

BANDAR LAMPUNG

Enam Bulan Menanti, Akhirnya Bonus Ratusan Atlet PON XX Cair

BANDAR LAMPUNG

Jelang Nataru, Tempat Wisata Buka, Resepsi Pernikahan Dilarang

BANDAR LAMPUNG

Kostiana Gelar Sosperda Rembug Desa Bersama Warga Masyarakat Batu Putu

BANDAR LAMPUNG

Wisata Menara Al-Furqon Belum Dibuka untuk Umum, Ini Alasannya