Lampungcorner.com,Tubaba– Tinggal sebatang kara di rumah reyot dan tidak layak huni, seorang nenek Minak Ibu berusia 90 tahun di Tiyuh (Desa) Panaragan, Kecamatan Tulang Bawang Tengah (TBT), Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba), Provinsi Lampung, butuhkan bantuan dari Pemerintah maupun para dermawan.
Nenek berusia hampir satu abad itu, menempati rumah bilik beralas tanah, berdinding bambu, yang terlihat sudah sangat lapuk dan bocor dimana-mana pada atapnya, bahan tampak seperti sudah hendak roboh dengan posisi bangunan tampak miring ke arah belakang.
Saat dijumpai media di kediamannya tepatnya di Rt 003 Rw 003 wilayah pemekaran Tiyuh Panaragan, Minak Ibu menjelaskan bahwa dirinya sudah menempati rumah reyot tersebut selama 9 tahun, dan tinggal seorang diri. Sementara, kedua anaknya sejak lama ada di tanah rantau di palembang dan pulau jawa, dengan kondisi kehidupan mereka juga tidak mampu.
“Kedua anak saya itu sudah berkeluarga, yang laki-laki punya istri di Palembang, kerjanya juga buruh serabutan. Sementara yang perempuan ikut suaminya di Serang-Banten dengan kehidupan yang juga kurang mampu,” kata Nenek Tua itu dengan mata yang berkaca-kaca, Minggu (06/04/2025).
Karena itu, dirinya memutuskan untuk tinggal di Panaragan selama 9 tahun meski seorang diri, sebab ia tidak mau ikut dan menambah beban hidup anak-anaknya yang juga ekonomi mereka terbilang tidak mampu.
“Selama ini saya bertahan hidup untuk makan dan minum dari hasil kerja serabutan, tergantung rezeki yang diberikan oleh Allah, saya sudah pasrah, apalagi kondisi rumah ini sudah miring ke arah belakang, dan atapnya sudah banyak bocor,” ungkapnya.
Dengan kondisinya itu, kini Minak Ibu hanya dapat menumpukan harapannya kepada para pemimpin yang ada di Pemerintahan baik Pusat, Daerah, Kabupaten hingga Tiyuh untuk sedikit memberikan perhatian kepada rakyatnya.
“Sekitar 4 bulan lalu dari Pemerintah Tiyuh Panaragan sudah pernah datang kerumah saya pak Edison, kata dia mau bantu, namun hingga kini belum ada kabar lagi, jika memang ada bantuan itu sangat saya harapkan, mengingat usia saya juga sudah tidak lagi muda, tidak banyak yang bisa saya perbuat saat ini,” ujarnya.
Terpisah, Kepala Tiyuh Panaragan Edison, membenarkan terkait pengakuan Minak Ibu, jika pihak Pemerintah Tiyuh sudah pernah melakukan pendataan atas kondisi rumahnya yang sudah tidak layak huni.
“Ya itu sudah pernah kita data beberapa bulan lalu, dan telah kita ajukan ke pihak Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Tubaba sebelum bulan Ramadhan, hingga saat ini kita masih menunggu bantuan,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Baznas Tubaba Purwanto, membenarkan adanya usulan dari Tiyuh Panaragan. Namun, pihaknya mendorong agar Pemerintah Tiyuh untuk turut mengundang sejumlah pihak agar dapat duduk satu meja dalam memberikan bantuan yang maksimal kepada Minak Ibu tersebut.
“Terkait kondisi Minak Ibu yang memprihatinkan, kami dari Baznas siap untuk segera membantu, tetapi tentu ini tidak bisa mengandalkan Baznas saja, karena belum ada program bedah rumah di Baznas, melainkan harus ada kolaborasi. Kami mendorong agar Pemerintah Tiyuh dapat mengundang pihak-pihak terkait lainnya untuk duduk satu meja yang terdiri dari Pemerintah Tiyuh, Pemerintah Kecamatan, Dinas Sosial, dan Baznas,” jelas Purwanto.
Lanjut dia, nantinya dengan kolaborasi bersama berbagai pihak, maka Baznas akan membantu untuk merenovasi rumah Minak Ibu tersebut, bahkan juga memberikan sejumlah bantuan lainnya yang dibutuhkan.
“Jadi, Pemerintah Tiyuh silahkan mengundang kita semua, kita harus bekerja sama. Kami berharap kedepan semua masyarakat yang kondisinya memprihatinkan seperti ini harus kita perhatikan bersama-sama, bahkan tidak hanya Pemerintah atau Baznas, tetapi juga masyarakat sekitar yang mampu diharapkan dapat pula turut membantu,” pungkasnya. (Rian)
