LAMPUNGCORNER.COM, Tulangbawang Barat – Bupati Tulangbawang Barat (Tubaba) Umar Ahmad dan Kepala Kejaksaan Tinggi (Kejati) Lampung Heffinur gowes bareng menjelajahi sejumlah ikon wisata Tubaba, Sabtu (5/6/2021).
Umar dalam kesempatan ini memaparkan mula terbentuknya kompleks Kota Budaya Uluan Nughik.
Menurutnya, saat pembukaan kawasan Uluan Nughik ini datang tujuh orang menghadiahkan satu unit rumah Baduy. Itulah yang dijadikan simbol peletakan batu pertama pembangunan kawasan Ini.
Soal nama Baduy, Umar mengaku dirinya sempat mendapat sejumlah kritikan negatif dari beberapa kalangan. Sebab, ini adalah tanah Lampung, bukan Provinsi Banten tempat suku Baduy.
“Di Baduy ada nilai-nilai kesederhanaan, kesetaraan, dan kelestarian di mana saat ini mulai terkikis. Padahal, sebenarnya sejalan dengan nilai-nilai yang ada di Tubaba,” paparnya.
Nilai dimaksud adalah bekerja keras, tidak kenal menyerah, dan keikhlasan yang disingkat menjadi Nenemo atau Nemen, Nedes, dan Nerimo.
“Proses-proses kami membentuk orang dan membangun ruang yang ada di Tubaba, inilah yang disebut dengan perjalanan pulang ke masa depan,” jelasnya.
Sementara itu, Heffinur, menyatakan ini adalag kali kedua dirinya berkunjung ke Tubaba untuk wisata.
“Kita berada di sini tidak lain mengenalkan Tubaba pada khalayak ramai di Lampung. Mulai destinasi, adat-istiadat, dan makanan khas asli Tubaba,” imbuhnya.
Hadir dalam kegiatan tersebut Asisten Intelijen Kejati Lampung Edi Winarko, Wakil Bupati Tubaba Fauzi Hasan, dan Ketua DPRD Tubaba Ponco Nugroho.
Lalu, Dandim 0412/LU Letkol inf Harry Prabowo, Kapolres Tubaba AKBP Hadi Saepul Rahman, Kajari Bandarlampung Hentoro Cahyono, dan Kajari Tuba Diah Ambarwati.
Berikutnya, Danlanud M. Bunyamin Letkol Nav Yohanas Ridwan, Pabung Tubaba Mayor Inf A. Sunarya S, Sekkab Tubaba Novriwan Jaya, dan pejabat teras Pemkab Tubaba. (adv)