LAMPUNGCORNER.COM, Bandarlampung — Ketegangan mewarnai rapat dengar pendapat (RDP) Komisi V DPRD Lampung hingga membuat Maulidah Zauroh meluapkan emosi hingga menangis, Senin (16/8/2021).
Anggota Fraksi PKB DPRD Lampung ini kemudian mengungkapkan kekecewaan yang dia rasakan.
Mulai ketersediaan obat-obatan di apotek di Lampung, mahalnya PCR dan rapid test, hingga dugaan kebohongan data Covid-19 di Lampung.
Hal ini ia rasakan sendiri saat dirinya terpapar Covid-19 dan ingin mencari obat di apotek.
“Saya bersyukur bisa mengakses DPRD untuk mendapatkan obat, tetapi tidak dengan masyarakat,” ujar dia dalam video tersebut.
Dalam video yang berdurasi sekitar 4 menit tersebut, Maulidah sempat menggebrak meja karena kesal.
Dia merasa pembahasan dan jawaban yang diberikan Diskes tidak konkret dan tak sesuai dengan kondisi di lapangan. Terutama soal data dan penanganan Covid-19 di Lampung.
Menurutnya, ada dugaan data palsu soal korban Covid-19 di daerah. Kemudian ia menyebut dugaan kebohongan ini sebagai bentuk perbuatan dosa yang tidak bisa ditolerir.
“Datanya ada tiga yang meninggal tetapi ketika saya telepon RSUD ternyata full semua, saya sebut fenomena ini buah semangka, ‘Hijau di luar merah di dalam’,” pungkasnya. (*)
Red
