Lampungcorner.com – Tak hanya memiliki kontur alam yang indah. Kabupaten Pesawaran juga memiliki banyak sumber daya alam yang bisa dikembangkan.
Seperti yang sedang dilakukan BUMD Pesawaran ini. Setelah diresmikan oleh Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona sebelum cuti pilkada, ekstrasi air laut di Desa Sidodadi, Kecamatan Telukpandan telah menghasilkan garam piramid dan garam butiran tak beraturan.
Dirut BUMD Pesawaran Ahmad Muslimin mengatakan, garam piramid terbentuk dari air tua tidak tergoyang angin dan kedalaman air lebih dari 5 cm dan dipanen ketika be 28 sehingga rasanya tidak pahit.
Lubang pada bagian bawah garam piramid terbentuk ketika kembang garam berbentuk kotak mengapung dalam waktu lama. Oleh karena itu, kembang garam tidak tergoyang angin dan setelah membesar lalu turun dan jadilah garam piramid di antara kembang garam yang siap panen.
Di Indonesia, produksi garam piramid baru dilakukan di Bali. Yang harganya per kilo gramnya Rp250 ribu. Begitupula harga garam piramid yang diproduksi di negara Jepang.
”Harga garam piramid mahal karena dalam sortir per ton hanya dapat garam piramid kurang lebih sebanyak 1 kilogram,” ujarnya dalam press rilisnya yang dikirimkan ke Lampungcorner.com, Jumat (2/10/2020).
Ia menambahkan, dengan adanya hasil panen garam piramid tersebut, berarti pengasil garam piramid di negara Indonesia tidak hanya di Bali saja, tetapi juga ada di Lampung tepatnya di Kabupaten Pesawaran.
”Pesawaran telah menjadi produsen garam piramid yang dapat diproduksi di Desa Sidodadi dan Legundi,” jelasnya.(*)
