LAMPUNGCORNER.COM, Bandarlampung — Kericuhan saat aksi Pedagang Pasar Smep di kantor Pemkot Bandarlampung Jumat (22/10/2021) ternyata dipicu penolakan rapid antigen.
Awal mulanya, pedagang dan mahasiswa yang tergabung dalam Liga Mahasiswa Nasional Demokrasi (LMND) Bandarlampung berdemo di depan gerbang Pemkot Bandarlampung.
Kemudian para pedagang diizinkan masuk dan menghadap Wali Kota Eva Dwiana di ruang rapat wali kota.
Sebelum itu, pedagang diminta lebih dulu melakukan rapid antigen oleh ajudan dan protokol wali kota.
Namun pedagang dan mahasiswa menolak karena prosedur tes untuk mendeteksi Covid-19 ini dinilai terlalu lama.
Mendengar keributan ini, Wali Kota Eva langsung berinisiatif dan meminta pedagang masuk.
Namun setelah di dalam ruang rapat, mahasiswa dan pedagang masih mengeluarkan suara-suara keras.
Kemudian ajudan dibantu Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) berupaya menenangkan mereka.
Akhirnya, terjadi adu mulut dan malah saling dorong.
Suasana kondusif setelah salah satu pedagang meminta mahasiswa membiarkan dirinya menyampaikan langsung keluhan kepada wali kota.
Perwakilan pedagang Pasar Smep, Badri, mengatakan pihaknya hanya meminta wali kota untuk memikirkan nasib mereka.
“Jangan sampai kami pedagang lama justru tidak mendapatkan tempat di gedung baru Pasar Smep,” cetus dia. (*)
Red