LAMPUNGCORNER.COM, Bandarlampung — KPU Provinsi Lampung mengadakan pertemuan kedua pembekalan kader Desa Peduli Pemilu dan Pemilihan (DP3) di Desa Gunung Kasih Kecamatan Pugung, Tanggamus, Minggu (10/10/2021).
Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, dan Partisipasi Masyarakat KPU Lampung, Antoniyus, mengatakan perkembangan teknologi menyebabkan hoaks marak.
Informasi palsu sengaja dibuat seolah-olah sebagai kebenaran untuk mengiring opini publik.
“Internet menjadi kendaraan utama hoaks, medianya mulai Facebook disusul aplikasi chating, situs web, televisi, media cetak, dan email. Paling banyak di WhatsApp,” ungkapnya melalui keterangan tertulis, Senin (11/10/2021).
Anton, sapaannya, menerangkan cara mengidentifikasi berita hoaks biasanya memiliki judul provokatif, mencermati alamat situs, dan memeriksa fakta.
“Kemudian mengecek keaslian foto serta dapat berpartisipasi dengan Ikut serta grup diskusi forum antihoaks,” ujar dia.
Sementara Akademisi FISIP Universitas Lampung, Darmawan Purba menerangkan, pemilu sangat erat kaitannya dengan pelanggaran.
Yakni mulai kampanye SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan), politik uang, dan adanya penyebaran berita hoaks atau bohong.
Menurutnya, salah satu solusi mengatasi kampanye SARA adalah dengan meningkatkan peran tokoh masyarakat, baik agamawan, tokoh adat, atau pimpinan ormas.
Mereka diharapkan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat agar selalu mengedepankan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan golongan.
“Selain itu penting untuk memahami bahwa terlibat politik uang dapat ikut menjerat masyarakat yang menerima. Masyarakat harus berani menolak bahkan melaporkan pelanggaran tersebut kepada Bawaslu,” tandasnya. (*)
Red
