LampungCorner.com, MESUJI – Sebuah video tak pantas yang diunggah melalui akun Facebook pribadi diduga milik oknum Kepala Desa (Kades) di Kecamatan Rawajitu Utara, Kabupaten Mesuji, Lampung, viral dan menuai kecaman. Sosok berinisial MS, yang masih aktif menjabat sebagai Kades, menjadi sorotan publik karena dinilai mencoreng etika pejabat publik.
Dalam unggahan berdurasi sekitar 30 detik, akun bernama Mickos Yahdi menampilkan suasana pesta penuh hingar-bingar: dua wanita berpakaian seksi bergoyang diiringi musik remix keras, disertai botol-botol minuman keras yang tampak berserakan. Video itu juga memperlihatkan MS bersama sejumlah rekannya bersorak riang, sembari menyawer para penari.
Menariknya, video tersebut disertai keterangan singkat berbunyi, “Mat siang salam Interaksi”, dan diunggah pada Senin, 9 Juni 2025. Reaksi penonton di media sosial pun cepat dan keras, sebagian besar mengecam sikap tak pantas yang diperlihatkan oleh seorang pejabat desa yang semestinya menjadi teladan masyarakat.
Suasana makin memanas ketika dalam video terdengar seorang wanita berkata, “Pak, jangan, pak, jangan”, namun MS tetap melanjutkan aksinya sembari berseru, “Aseeek… lanjut!”
Kepada media, sumber terpercaya yang tak ingin disebutkan namanya membenarkan bahwa akun tersebut milik MS, Kades aktif di Desa Sidang Makmur, Rawajitu Utara.
“Iya benar, itu akun kepala desa RJU. Sekarang dia masih aktif menjabat sebagai kades,” ujar sumber.
Sementara itu, Camat Rawajitu Utara, Hendra Kurniawan, enggan memberikan komentar ketika dikonfirmasi. Ia hanya menyarankan agar media langsung menanyakan hal tersebut kepada MS.
“Tanggapan apa, Pak? Konfirmasi aja dulu dengan yang bersangkutan,” balas Hendra via WhatsApp, sembari membagikan nomor kontak Kades MS.
Setelah video itu viral selama lebih dari 14 jam, MS akhirnya menghapus unggahan tersebut dan memberikan klarifikasi. Dalam pesannya, ia mengakui bahwa akun tersebut memang miliknya dan video tersebut diambil saat menghadiri pesta pernikahan keponakannya di Desa Sungai Sidang, Kecamatan Rawajitu Utara.
“Walaikum salam, iya bang, benar, tapi sudah saya hapus. Mohon maaf, kemarin itu spontanitas. Sekali lagi, mohon maaf,” tulis MS dalam pesan singkatnya.
Meski telah meminta maaf, video tersebut terlanjur memicu perdebatan tentang etika dan perilaku pejabat publik, terutama di era digital yang menuntut transparansi dan keteladanan dari para pemangku jabatan. (*)
Laporan: Kotan
Editor: Furkon Ari
