LAMPUNGCORNER.COM – Sub Holding Perkebunan Nusantara, PTPN III (Persero) melalui anak usahanya, PTPN IV PalmCo, menegaskan komitmennya dalam mendukung agenda dekarbonisasi nasional serta mempercepat langkah menuju target Net Zero Emisi.
Komitmen ini diwujudkan melalui strategi keberlanjutan yang menyeluruh, memperkuat peran PalmCo sebagai pelaku industri yang bertanggung jawab dan peduli terhadap lingkungan.
Hal ini disampaikan Direktur Utama PTPN IV PalmCo, Jatmiko Santosa, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (24/04), bertepatan dengan peringatan Hari Bumi 2025.
Dalam rangka menekan emisi dari sektor perkebunan dan perubahan penggunaan lahan (Land Use, Land Use Change and Forestry/LULUCF), perusahaan menjalankan dekarbonisasi melalui dua aktivitas utama.
“Implementasi dekarbonisasi di PalmCo dilakukan melalui dua pendekatan utama. Pertama, dekarbonisasi berbasis alam melalui pengelolaan komoditas utama seperti kelapa sawit, serta komoditas lainnya seperti kopi, teh, dan karet,” jelas Jatmiko.
Ia menambahkan, pengelolaan perkebunan dilakukan secara lestari dengan prinsip zero burning, perlindungan kawasan bernilai konservasi tinggi, penanaman kembali lahan, serta pengurangan penggunaan pestisida.
PalmCo juga telah menyusun rencana pengelolaan air berkelanjutan untuk mendukung operasi di sektor perkebunan dan manufaktur. Perusahaan menerapkan sistem manajemen lingkungan yang telah tersertifikasi ISO 14001 dan ISO 45001, serta telah memperoleh sertifikasi RSPO, ISPO, ISCC, dan European Union Deforestation Regulation (EUDR), sebagai jaminan bahwa rantai pasoknya bebas dari praktik deforestasi.
Melalui tata kelola perkebunan berkelanjutan, PalmCo mencatat serapan karbon sebesar 873.395 ton CO₂ ekuivalen dari pengelolaan lahan seluas lebih dari 600.000 hektare.
“Berdasarkan perhitungan tahun 2024, lahan perkebunan PalmCo mampu menyerap 873.395 ton CO₂ ekuivalen per tahun. Ini adalah angka yang sangat signifikan di sektor industri ini,” lanjutnya.
Selain pendekatan berbasis alam, PalmCo juga mengembangkan dekarbonisasi melalui pemanfaatan energi baru terbarukan. Saat ini, perusahaan mengoperasikan 7 fasilitas biogas berbasis limbah cair sawit dan 1 pabrik biomassa dari limbah padat.
Teknologi ini tidak hanya menggantikan penggunaan bahan bakar fosil di pabrik, tetapi juga berkontribusi terhadap pengurangan emisi sebesar 191.107 ton CO₂ ekuivalen.
“Tahun lalu, emisi yang berhasil ditekan mencapai 150 ribu ton CO₂ ekuivalen. Dengan tambahan dua fasilitas baru di Sei Mangkei dan Pagar Merbau, total pengurangan mencapai 191 ribu ton,” ujar Jatmiko. PalmCo juga menargetkan pengurangan konsumsi energi sebesar 10% pada tahun 2025 melalui kampanye efisiensi energi di seluruh unit kerja.
Jatmiko menegaskan, keberlanjutan adalah fondasi utama bisnis PalmCo. Momen Hari Bumi ini dimanfaatkan untuk memperkuat komitmen perusahaan dalam mempercepat langkah dekarbonisasi secara terukur.
Sementara itu, Direktur Strategi dan Sustainability PalmCo, Ugun Untaryo, menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam memperkuat dampak positif dari setiap inisiatif lingkungan yang dijalankan perusahaan.
“Sustainability bukan hanya soal menjaga alam, tetapi bagaimana membangun masa depan yang adil, lestari, dan menguntungkan semua pemangku kepentingan. Langkah-langkah PalmCo diselaraskan dengan tujuan global dan nasional dalam pengendalian perubahan iklim,” ujarnya.
Sebagai bagian dari rencana jangka panjang, PalmCo berencana membangun puluhan fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg), Biogas Co-Firing, dan BioCNG hingga tahun 2030. Langkah ini diperkirakan akan semakin mempercepat penurunan emisi karbon dalam proses operasional perusahaan.
“Semoga target tersebut dapat kita capai, baik secara mandiri maupun melalui kerja sama dengan mitra strategis. Insya Allah, strategi dekarbonisasi yang melahirkan circular economy ini akan membawa kita lebih dekat ke target Net Zero Emisi,” tutup Ugun.
