LAMPUNGCORNER.COM, Bandarlampung — Berkurban adalah salah satu amalan yang dicontohkan oleh Rasulullah pada bulan Dzulhijjah. Tentunya, agar ibadah kurban menjadi lebih sempurna dan sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW.
Hukum dari berkurban sendiri adalah sunnah muakad, terutama bagi orang yang memiliki kemampuan materil untuk itu. Artinya, sangat dianjurkan tetapi sifatnya tidak wajib.
Menurut Rektor Universitas Teknokrat Indonesia (UTI) Dr. HM Nasrullah Yusuf, esensi berkurban adalah setiap muslim mau berkurban kambing dan sapi sesuai kemampuan masing-masing.
Mereka, lanjut Nasrullah, yang memiliki perekonomian cukup bisa membeli hewan kurban masing-masing.
“Sedangkan mereka yang ingin patungan dengan orang lain, juga bisa berkurban sapi, bisa per kelompok,” ujar Wakil Ketua Forum Rektor Indonesia ini, Selasa (13/7/2021).
Hal terpenting, masih kata Nasrullah, melaksanakan kurban sesuai dengan kemampuan karena pahala berkurban sangat besar.
“Allah Swt akan melihat keikhlasan kita dan menerima kurban sebagai amal ibadah yang ganjarannya akan kita rasakan kelak,” tuturnya.
Karenanya Nasrullah mengajak sivitas akademika Teknokrat dan masyarakat untuk melaksanakan ibadah kurban dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang ketat.
Setelahnya, daging kurban bisa dibagikan kepada mereka yang membutuhkan terutama bagi masyarakat yang terdampak pandemi akibat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Darurat di Bandarlampung.
“Apalagi selama masa pandemi ada PPKM darurat, di mana rakyat sangat membutuhkan daging kurban sebagai penambah nutrisi,” ujarnya.
Menurut Nasrullah, kurban bukan ibadah sekali seumur hidup, melainkan bagi merrka yang punya kemampuan bisa berkurban setiap tahun.
“Budaya berkurban membuat pribadi kita semakin kuat dalam keimanan dan ketakwaan. Serta menjadi pribadi yang mempunya filantropi yang kuat di tengah masyarakat,” tandasnya.
Sementara itu, Wakil Rektor I Universitas Teknokrat Indonesia Dr H. Mahathir Muhammad menambahkan bahwa mahasiswa juga bisa berkurban dengan berkelompok.
Mereka bisa menyisihkan uangnya selama beberapa waktu dan membentuk kelompok. Bagi yang baru sanggup berkurban kambing, didorong untuk merealisasikannya.
“Sedangkan mereka yang mempunyai keuangan cukup baik bisa membentuk kelompok dan berkurban satu ekor sapi,” ucapnya.
Mahathir menegaskan bahwa berkurban di masa muda akan melatih keimanan dan ketakwaan.
“Termasuk melatih sifat kedermawanan di tengah masyarakat,” tandasnya. (*)
Red