LAMPUNGCORNER.COM, Bandarlampung – Sudah saatnya pelaku UMKM memanfaatkan digital marketing sebagai salah satu sarana mengembangkan usaha. Selain itu, di era digital ini sudah saatnya melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mencapai tujuan bersama.
Hal itu dipaparkan yang dalam kegiatan Ngajak Online 2021 dengan tema “Gollaborasi Bisnis Online” yang diselengarakan oleh JNE, Kamis (16/6/2021).
Dalam pemaparannya, pembicara pertama yakni Kepala Cabang JNE Lampung Ahmad Junaidi mengatakan, JNE memiliki empat pilar nilai perusahan yakni jujur, dispilin, tanggung jawab, dan visioner.
Dalam menjalankan usahanya, JNE telah melakukan berbagai kegiatan yang bermanfaat untuk konsumen, seperti memberikan berbagai cashback hingga diskon ongkos kirim, serta tersedianya gerai di seluruh kabupaten kota hingga kecamatan di Lampung.
“Kami memiliki sekitar 400 gerai JNE ada di Lampung. Gerai-gerai ini untuk mempermudah dan mendekatkan pengiriman produk-produk UMKM,” ujar Junaidi.
Selain itu, JNE Kantor Cabang Utama Lampung rutin mengadakan kegiatan sosial ke masyarakat seperti kegiatan sedekah yatim piatu, memberikan berbagai donasi, serta ikut membantu pembangunan masjid sekitar.
“Sudah saatnya memanfaatkan era kolaborasi. Bersinergi dan berkolaborasi adalah salah satu cara untuk memperoleh keberhasilan bersama. Berbagai kegiatan kolaborasi telah banyak dilakukan oleh JNE Lampung,” tukas Junaidi lagi.
Sementara nasasumber Nabila Zahara yang juga pemilik Nabila Fashion of Sulam Usus mengatakan, para pelaku usaha khususnya dalam dunia fashion harus mengikuti perkembangan fashion kekinian dan memperhatikan permintaan pasar. Perlunya riset data terkait marketplace yang dijadikan tempat menjual online.
“Ikuti digitalisasi seperi media sosial instagram, facebook, tiktok, dan lain-lain. Marketplace jangan hanya terbatas di Indonesia, kami juga menerima crypto currency, kalau tidak kita ketingalan,” ungkap dia.
Ia berharap para pelaku UMKM, khususnya di Lampung senantiasa mengembangkan pengetahuan diri dengan memahami dan mempelajari perkembangan teknologi yang begitu cepat.
“Tolong jangan buta teknologi. Karena ketika kita berdiam diri maka teknologi terus berjalan meningalkan kita,” pungkasnya.
Narasumber lain Heri Andrian, Founder Damarian itu juga mengatakan bahwa bagi yang ingin memulai usaha jangan takut untuk memulai. Perhitungan resiko tetap perlu diperhitungkan, tetapi pengusaha harus siap untung maupun rugi.
Menurutnya setiap para pelaku usaha saat ini harus kenal digital marketing. Bagaimana membuat produk yang berkualitas, serta bagaimana mengemas produk kemasan yang menarik.
“Contoh Puttei Banana Chips, mungkin bahan dasarnya sama-sama pisang. Tetapi bagaimana kita packing yang bagus dan menarik sehingga orang tertarik dan yakin untuk membeli,” kata dia.
Selain itu, sebagai pemula para pelaku UMKM harus memiliki mentor yang mampu menjadi memberikan masukan yang benar dan tepat. Ia menceritakan, awalnya mendirikan Damarian yang merupakan toko oleh-oleh karena mendapat saran dari temannya.
“Alhamdulillah saat ini Damarian berlokasi tidak jauh dari pintu Tol. Saat ini ada sekitar 200 pelaku UMKM yang menitipkan produknya. Ada sekitar 30 merek keripik, kemudian ada 40 merek kopi. Tidak perlu khawatir rezeki masing-masing. Saat ini perekonomian sangat tergantung dengan UMKM. Bangkit maju dan fokus, saya yakin UMKM akan menjadi solusi bangsa Indonesia,” pungkasnya. (*)
Red