Peternak Ayam Keluhkan Mahalnya Pakan, Feedmill Angkat Tangan

- Jurnalis

Kamis, 10 Maret 2022 - 14:11 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Korlap Ketat Sejahtera Mandiri, Yuce Hengki (kanan) dan Sekretaris Subiyanto. Foto: Dwi DS

Korlap Ketat Sejahtera Mandiri, Yuce Hengki (kanan) dan Sekretaris Subiyanto. Foto: Dwi DS

LAMPUNGCORNER.COM, Bandarlampung — Kelompok Peternak Ayam Petelur (Ketat) Sejahtera Mandiri mendesak Pemerintah Provinsi Lampung mengatasi tingginya harga pakan.

Saat ini, harga pakan berkisar Rp345-Rp370 ribu per sak. Sedangkan, harga yang diinginkan di bawah Rp300 ribu per sak.

Hal ini mereka sampaikan saat audiensi dengan pihak Pemprov Lampung yang diwakili Plt Asisten II Perekonomian dan Pembangunan, Kusnardi, Kamis (10/3/2022).

Hadir Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Lili Mawarti dan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan yang diwakili Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri, Zimmi Skil.

Koordinator Lapangan Ketat Sejahtera Mandiri, Yuce Hengki, mengungkapkan permasalahan tingginya harga pakan membuat peternak ayam petelur sengsara.

Baca Juga :  Rapat Pansus DPRD Bandar Lampung Soal Kepatuhan Belanja Daerah

“Kalau tindakan ini dibiarkan terus menerus maka lambat laun peternak kecil akan mati usahanya,” kata Yuce di Ruang Abung, Balai Keratun Kompleks Pemprov Lampung.

Selain itu, peternak ayam petelur skala kecil atau di bawah 5.000 ayam diberikan perlindungan harga pakan maupun serbuan produk telur dari luar daerah (Sumatera Selatan).

Ia berharap, pertemuan ini menghasilkan kebijakan antara Pemprov Lampung, peternak, dan perusahaan feedmill.

Sementara, Marketing Manager PT Japfa Comfeed, Ruslan Dwi Fahrudy, mengaku ikut merasakan kepedihan yang saat ini dialami peternak ayam.

Baca Juga :  Siapa yang Bakal Jadi Sekda? Begini Kata Gubernur Mirza

Namun, sayangnya perusahaan feedmill ini tidak bisa membantu secara langsung dengan dalih tingginya harga bahan baku yang diimpor.

“Kita impor bungkil kedelai yang harganya sudah tinggi berkisar USD50 per ton sehingga sulit menekan biaya produksi,” paparnya.

Sedangkan, Kusnardi menilai kondisi ini juga terjadi lantaran persaingan antar daerah.

Karenanya, petani jagung dan feedmill harus terintegrasi dalam satu korporasi sehingga lebih efisien dalam distribusi pakan ternak.

“Kami akan terus memantau harga pakan dan telur untuk bersama mengatasi permasalahan ini,” tandasnya. (*)

Red

Berita Terkait

Ketua DPRD Bandar Lampung Bagikan Nasi Bungkus dan Air Mineral ke Korban Banjir
Ketua DPRD Bandar Lampung Tinjau Lokasi Banjir
Komisi III DPRD Kota Bandar Lampung Rapat Evaluasi APBD 2024
Komisi IV DPRD Kota Bandar Lampung Rapat Pelaksanaan Evaluasi APBD 2024
Komisi II DPRD Bandar Lampung Gelar Rapat Evaluasi APBD 2024
Komisi III DPRD Bandar Lampung Gelar Rapat Kerja Bahas Infrastruktur Telekomunikasi
Anggota DPRD Kota Bandar Lampung Hadiri Peresmian Gedung SMP dan SD
Anggota DPRD Bandar Lampung Serahkan 1.155 Paket Sembako untuk Korban Banjir
Berita ini 161 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 20 Maret 2025 - 16:08 WIB

Ketua DPRD Bandar Lampung Bagikan Nasi Bungkus dan Air Mineral ke Korban Banjir

Kamis, 20 Maret 2025 - 16:05 WIB

Ketua DPRD Bandar Lampung Tinjau Lokasi Banjir

Kamis, 20 Maret 2025 - 14:16 WIB

Komisi III DPRD Kota Bandar Lampung Rapat Evaluasi APBD 2024

Kamis, 20 Maret 2025 - 14:14 WIB

Komisi IV DPRD Kota Bandar Lampung Rapat Pelaksanaan Evaluasi APBD 2024

Kamis, 20 Maret 2025 - 13:28 WIB

Komisi II DPRD Bandar Lampung Gelar Rapat Evaluasi APBD 2024

Berita Terbaru

Gambar Ilustrasi dan Foto Kasubid Mutasi dan Penghapusan Barang Milik Daerah Tubaba

TULANGBAWANG BARAT

Miris ! Ratusan Randis di Tubaba Masih Nunggak Pajak

Rabu, 30 Apr 2025 - 19:11 WIB

Gambar Ilustrasi dan Foto Tersangka dan Barang Bukti

TULANGBAWANG BARAT

Dua Remaja Asal Menggala Timur Ditangkap Polres Tubaba

Selasa, 29 Apr 2025 - 16:14 WIB