LampungCorner.com, TANGGAMUS – Suasana reses anggota DPRD Kabupaten Tanggamus, Zudarwansyah, di Kecamatan Pematang Sawa, berlangsung dalam kegelapan. Listrik padam total selama 24 jam saat kegiatan berlangsung, seolah menjadi bukti nyata dari keluhan warga yang selama ini terabaikan.
Dalam reses ke-II ini, Zudarwansyah mendengarkan langsung curahan hati warga yang merasa hidup dalam keterbatasan. Tak hanya soal listrik yang sering padam tanpa kejelasan, tetapi juga soal akses jalan menuju delapan pekon yang hingga kini belum tersentuh pembangunan.
“Saat reses pun lampu mati 24 jam. Ini bukti bahwa masyarakat benar-benar merasakan kesulitan. Mereka sangat mendambakan akses jalan yang layak dan listrik yang stabil,” ujar Zudarwansyah saat diwawancarai.
Ia menegaskan, DPRD akan segera memanggil pihak PLN untuk meminta penjelasan terkait pemadaman listrik yang kerap terjadi. Terkait akses jalan menuju 8 pekon, pihaknya berjanji akan segera berkoordinasi dengan Bupati Tanggamus untuk pembukaan badan jalan, agar warga tak lagi merasa terisolir.
“Setelah lebaran, kami upayakan segera ada pengerjaan jalan. Ini kebutuhan mendesak masyarakat,” tegas Zudarwansyah.
Keluhan warga juga disuarakan oleh tokoh masyarakat setempat, Toyibin (50), yang berharap pemerintah benar-benar serius menyelesaikan persoalan ini.
“Kami hanya ingin jalan dibuka dan listrik jangan sering mati. Itu saja,” katanya lirih.
Di sisi lain, pihak PLN pun angkat bicara. Heru Tri Basuki, Supervisor Teknik PLN Cabang Kotaagung, mengakui bahwa wilayah Pematang Sawa memang mengalami pemadaman listrik selama dua hari, akibat gangguan jaringan di titik sambungan di kawasan hutan.
“Kami kesulitan menangani gangguan karena akses ke titik tersebut sangat sulit. Alat berat tak bisa masuk, bahkan kami harus berjalan kaki karena jalan tak bisa dilewati motor, apalagi mobil,” jelas Heru.
Menurutnya, selama akses jalan tetap buruk, gangguan listrik akan selalu memakan waktu lama untuk diperbaiki. “Ini selalu lama ditangani karena jalannya ekstrem. Itulah kendala utama kami,” pungkasnya.
Dengan kondisi ini, warga hanya bisa berharap pemerintah dan PLN benar-benar menepati janji. Harapan sederhana, terang di malam hari dan jalan untuk menghubungkan kehidupan mereka dengan dunia luar. (*)
Editor: Furkon Ari

Jurnalis Tanggamus