LAMPUNGCORNER.COM, Mesuji — Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) ternyata tidak menjamin stok ada. Terbukti di Desa Tanjung Mas Mulya, Kecamatan Mesuji Timur, Kabupaten Mesuji. Sudah dua pekan sumber energi dari fosil itu hilang.
Sehingga warga yang sebagian besar petani berhenti mengolah sawah karena semua alat mesin pertanian (alsintan) tidak dapat beroperasi karena tidak ada BBM. Kondisi ini semakin sulit justru sejak harga BBM melejit beberapa waktu lalu.
Kesulitan itu terungkap saat reses Anggota DPRD Mesuji di wilayah tersebut, Kamis (29/09/2022). Dalam pertemuan tersebut, Senen (47) mengatakan ia mewakili warga yang bekerja sebagai petani minta ke para legislator yang datang agar kelangkaan BBM terutama jenis solar bisa diatasi dan tersedia di wilayah Kecamatan Mesuji Timur.
“Kami ini bekerja menggunakan alat pertanian seperti tracktor, harvester combine (alat pemanen) dan pompa sedot air. Semua mesin menggunakan BBM solar. Karena langka lebih 10 hari, kami berhenti bekerja,” katanya.
Akibatnya, pengolahan lahan petanian untuk ditanami padi harus tertunda. Padahal, kata Senen, menanam padi harus tepat dari waktu, hitungan hari. Kalau meleset, pengaruh terhadap panen dan harga. Selain itu ia juga mengatakan fenomena kelangkaan BBM justru sering terjadi.
“Saat ini, BBM di Kabupaten Mesuji justru sering langka. Kami ke SPBU, ke kios-kios eceran selalu kehabisan dan sulit mendapatkan solar,” ungkapnya.
Mendengar keluhan warga, Anggota DPRD dari PAN, Mardinata akan berkoordinasi dengan pihak terkait. “Kita akan coba tanya ke SPBU maupun Pertamina, minta penjelasan mereka atas keluhan warga ini,” ujarnya.
Persoalan kelangkaan BBM, kata Mardinata, bukan terjadi di Kabupaten Mesuji saja. Namun menjadi masalah Nasional.
“Tapi saya dan teman-teman akan koordinasi dengan DPRD Provinsi Lampung maupun pusat agar hal ini ada penyelesaiannya,” ujarnya.
Selain persoalan BBM, dari reses tersebut, Mardinata akan berkoordinasi dengan Dinas PU agar menurunkan alat berat untuk perbaikan jalan poros Desa Tanjungmas Mulya yang rusak akibat abrasi.
“Kalau dibiarkan terus bisa putus jalan utama ini. Akibatnya aktivitas warga lumpuh,” tutupnya.(*)
Red
