LAMPUNGCORNER.COM, Lampung Selatan – Ini sebuah skenario terburuk yang disampaikan Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono.
Dia mengatakan ada potensi gempa Magnitudo (M) 8,7 yang akan menyebabkan tsunami setinggi 29 meter di selatan Jatim hingga Selat Sunda.
Daryono karenanya mengingatkan masyarakat waspada, namun tidak juga terlalu panik. Karena model skenario terburuk itu dibuat untuk merancang mitigasi.
“Kapan terjadinya juga tidak ada yang tahu. Potensi itu sama untuk semua wilayah Sumatera, Jawa, Bali, Lombok hingga Sumba, bukan Jatim saja,” terangnya dalam kicauannya di akun Twitternya @DaryonoBMKG, Rabu (9/6/2021).
Menurut Daryono, potensi gempa besar bersumber di zona megathrust (patahan naik yang besar).
Dalam cuitannya, Daryono juga menampilkan sejarah gempa besar akibat aktivitas subduksi lempeng di beberapa daerah di Jawa.
Di antaranya terjadi pada tahun 1840 (7,5); 1859 (7,5); 1867 (7,5); 1875 (7,5); 1903 (7,9); 1921 (7,5); 1937 (7,2); 1943 (7,1); 1979 (7,0); 1994 (7,6); 2006 (7,7); dan 2009 (7,3).
“Catatan sejarah gempa besar Jawa akibat aktivitas subduksi lempeng membuktikan bahwa: justru Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Barat adalah yang paling sering dilanda gempa besar,” katanya.
Lebih lanjut Daryono menegaskan bahwa bicara tentang gempa bumi banyak ketidakpastian. Ia mengakui tidak semua zona aktif akan berakhir munculnya lindu besar.
”Kapan gempa kuat akan terjadi? Itu seperti halnya bertanya kapan kita mati. Setiap yang hidup pasti mati. Pasti, tapi kapan itu tiba kita tidak tahu,” paparnya. (*)
Red