Kenapa berkunjung ke Tubaba (Tulangbawang Barat)?
Itulah pertanyaan saya dalam hati. Sampai-sampai saya menuangkannya dalam tulisan ini.
Anda pasti sudah tahu. Jika tadi pagi (8/5/2022), Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan berkunjung ke Tubaba.
Tapi, tulisan ini bukan ingin membahas pemberian gelar adat kehormatan Tuan Penato Negarou yang diberikan kepada mantan Menteri Pendidikan RI itu. Atau membahas suasana kedatangannya ke kabupaten tersebut.
Saya hanya ingin mengulas pertanyaan di atas itu: kenapa berkunjung ke Tubaba?
Dan, dalam catatan saya, bukan Anies saja yang pernah ke Tubaba. Beberapa tokoh nasional juga pernah berkunjung ke kabupaten ini.
Anda pasti ingat, akhir tahun lalu, Aburizal Bakrie menyambangi Tubaba. Sampai-sampai menyempatkan diri menikmati seruwit di kabupaten ini. Termasuk Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Saya yakin, Anda juga masih ingat, pada akhir Februari 2021, Ketua DPR RI Puan Maharani juga menyempatkan diri berkunjung ke Tubaba.
Dan dalam catatan Anda, mungkin masih ada tokoh-tokoh nasional lain yang pernah berkunjung ke kabupaten ini.
Lantas, memangnya ada apa di Tubaba?
Kenapa tidak berkunjung ke kabupaten lain?
Tulangbawang misalnya. Atau ke Mesuji. Atau ke Lampung Utara. Atau ke kabupaten lainnya yang ada di Lampung.
Pastinya, sebelum saya menulis artikel ini, saya mencoba menerka-nerka? Ada ”magnet” apa di Tubaba, hingga menarik para tokoh nasional itu berkunjung ke sana?
Apakah faktor politik?
Entahlah.
Tapi, bukankah penduduk Tubaba jumlahnya tidak sampai 300 ribu jiwa?
Secara politik, akan lebih menguntungkan mereka berkunjung ke kabupaten lain di Lampung. Yang tentu jumlah penduduknya lebih banyak dari Tubaba. Lampung Tengah contohnya. Atau Lampung Timur. Atau Lampung Selatan. Pun Kota Bandarlampung.
Pastinya, sebelum pertanyaan di atas muncul, saya juga tahun lalu pernah bertanya dalam hati. Yang hingga kini, jawabannya juga belum saya dapatkan.
Pertanyaannya itu adalah: kenapa PT Sugar Group Companies (SGC) membangun perguruan tinggi di Tubaba?
Kenapa tidak dibangun di Tulangbawang? Atau di Lampung Tengah? Bukankah wilayah perkebunan PT SGC ada di dua wilayah itu?
Atau, kenapa tidak dibangun di Mesuji? Yang statusnya juga sama dengan Tubaba: tetangganya Kabupaten Tulangbawang.
”Magnet” apa yang menarik pimpinan PT SGC membangun perguruan tinggi di Tubaba?
Apakah karena faktor lokasi?
Saya rasa tidak. Lebih strategis di Tulangbawang. Juga Mesuji. Pun Lampung Tengah. Karena, tiga daerah ini adalah kabupaten persinggahan. Tidak seperti Tubaba.
Seseorang yang ke Tubaba, pasti karena sengaja memang mau berkunjung ke kabupaten tersebut.
Lain hal jika ke Tulangbawang. Atau Mesuji. Atau Lampung Tengah. Yang jika mau ke Palembang, bisa tidak sengaja singgah ke tiga kabupaten tersebut.
Lantas, kenapa PT SGC memilih membangun perguruan tinggi di Tubaba?
Entahlah…
Pastinya, saya sudah menerka siapa ”magnetnya” Tubaba. Dan bisa jadi, terkaan Anda sama dengan saya.
(Wirahadikusumah)
